Koneksi
Antar Materi Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
1)
peserta didik
2)
kepala sekolah
3)
guru
4)
staf/tenaga kependidikan
5)
pengawas sekolah dan dinas terkait
6)
orang tua peserta didik
7)
masyarakat sekitar sekolah.
Selain
faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik juga memiliki
kontribusi untuk kelangsungan proses pendidikan di sekolah, di antaranya adalah
:
1) Keuangan
2) Sarana dan prasarana
Untuk menggerakkan
seluruh komponen biotik dan abiotik dalam komunitas sekolah dibutuhkan
keunggulan dalam pengelolaan sumber daya.
Dalam konteks ini, peranan pemimpin sangat esensial dalam melihat potensi dan menggerakkan sumber daya yang dimiliki. Substansi kepemimpinan adalah pengaruh, orang yang piawai memengaruhi orang lain atau komunitas sekolah, sejatinya adalah pemimpin di komunitas tersebut. Seorang guru adalah pemimpin dihadapan peserta didiknya karena ia adalah sosok yang berpengaruh dihadapan peserta didiknya. Seorang guru penggerak setidaknya harus memiliki beberapa kompetensi yang melekat dalam dirinya, di antaranya adalah:
1) mengembangkan diri dan orang lain
2) memimpin pembelajaran
3) memimpin dalam pengembangan sekolah
4) memimpin manajemen sekolah.
1) modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya.
1)
memetakan potensi aset yang
dimiliki ekosistem sekolah
2)
pengambilan keputusan yang cepat,
tepat, cekat, dan akurat
3)
mengkoordinasikan dan
menyelaraskan seluruh sumber daya yang ada
4)
memobilisasi sumber daya yang
dimiliki untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Kepiawaian dalam
pengelolaan sumber daya yang tepat dalam konteks pembelajaran bagi seorang guru
akan membantu proses pembelajaran peserta didik lebih berkualitas. Untuk itu,
langkah awal sebelum melakukan kegiatan pembelajaran bersama peserta didik
sangat diperlukan teruatama untuk
mengetahui titik temu harapan dan keinginan ideal dari peserta didik. Menggali
harapan dan keinginan bersama dari peserta didik sangat penting untuk
menggkoordinasikan dan memobilisasi sumber daya yang dimiliki oleh sekolah.
Misalnya, seorang guru dapat menanyakan kepada peserta didik, " Menurutmu
pembelajaran seperti apa yang menyenangkan di sekolah kita ? jika kita belajar
di ruang kelas, apa saja yang bisa kita upayakan agar ruang kelas kita nyaman
untuk belajar?" Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti itu akan
menggerakkan warga sekolah untuk melakukan tindakan dengan memaksimalkan sumber
daya yang sudah ada sehingga suasana dan proses pembelajaran peserta didik
terus berproses menuju perbaikan kualitas. Apalagi diakhir setiap pembelajaran
guru membimbing peserta didik untuk senantiasa mengajukan pertanyaan reflektif
maka upaya perbaikan mutu pembelajaran dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Materi modul 3.2 tentang pemimpin pengelolaan sumber daya berkaitan erat dengan modul sebelumnya tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang kekuatan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam dan kodrat zaman merupakan aset yang melekat untuk mengembangkan ekosistem pembelajaran sekolah agar lebih berkualitas dan berpihak pada peserta didik. Untuk itu, seorang guru penggerak harus memiliki visi dan imaji yang kuat terkait perannya sebagai agen transformasi di sekolah.
Materi modul 3.2 juga berkaitan dengan modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak dan modul 1.3 tentang visi guru penggerak karena melalui visioning yang kuat seorang guru penggerak akan mampu mengupayakan penyelarasan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah sehingga kelemahan suatu ekosistem sekolah menjadi tidak relevan lagi, melainkan lebih terfokus pada kekuatan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Inkuiri apresiatif dengan pendekatan BAGJA sangat relevan untuk melakukan perubahan sekolah berbasis sumber daya yang akan menggerakkan warga sekolah untuk melakukan perubahan positif. Perubahan positif yang dilakukan secara konsisten akan melahirkan budaya positif dengan demikian modul 3.2 pun berkaitan dengan modul 1.4 tentang budaya positif.
Selain itu, jika kita mampu memetakan sumber daya peserta didik yang ada, maka kita dapat mengupayakan pembelajaran berdiferensiasi yang mengakomodir perbedaan kekuatan yang dimiliki oleh peserta didik. Hal tersebut telah dipelajari dalam modul sebelumnya yakni modul 2.1. Kekuatan individual dalam diri peserta didik tersebut bisa dikembangkan lebih lanjut dalam aspek sosial dan emosional melalui pembelajaran sosial emosional yang telah dipelajari dalam modul 2.2. Untuk memaksimalkan semua potensi dan kekuatan peserta didik agar berdampak terhadap prestasi peserta didik dapat diupayakan melalui praktik coaching yang telah dipelajari di modul 2.3. Selain itu, sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dibutuhkan kemampuan dalam pengambilan keputusan yang tepat, cepat, cekat, dan akurat. Hal tersebut telah dipelajari dalam modul 3.1.
Link Canva
Salam Guru Penggerak.
Bergerak Tergerak Menggerakkan dan Berdampak
Terima Kasih Semoga Bermanfaat!