Minggu, 28 Agustus 2022

DESAKU

 KARNAVAL DESAKU



Desaku

Punggul adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Punggul. Desa · Negara · Indonesia.
Desa Punggul Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo merupakan suatu sentra industri yang memproduksi berbagai jenis perlengkapan sekolah, lebih khusus pada topi. Lokasi berdirinya industri kampung topi yang ada di Desa Punggul ini bersifat mengelompok (aglomerasi). Aglomerasi industri topi ini menimbulkan berbagai dampak, salah satunya adalah persaingan harga tanpa memperhatikan kualitas barang hasil produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi teraglomerasinya industri kampung topi, aksesibilitas dari industri kampung topi dan dampak yang ditimbulkan dari teraglomerasinya industri kampung topi. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yaitu 50 pengusaha. Sumber data diperoleh dari data primer dan sekunder menggunakan wawancara dengan kuisioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis diskriptif kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan teraglomerasinya industri kampung topi adalah bahan baku sebesar 9% yang meliputi asal bahan baku, kemudahan mendapatkan bahan baku, ketercukupan bahan baku, jumlah bahan baku serta biaya bahan baku. Tenaga kerja memiliki persentase 14% yang terdiri dari status tenaga kerja, jumlah tenaga kerja, cara mendapatkan tenaga kerja dan upah tenaga kerja. Pemasaran dengan jumlah persentase 14% terdiri dari jangkauan pemasaran cara pemasaran industri jumlah barang jadi yang dihasilkan serta omset penjualan. Permodalan mendapatkan 18% dengan rincian besar modal, ketercukupan modal dan cara memperoleh modal. Aksesibilitas mencapai 18% yang meliputi aksesibilitas lokasi bahan baku, aksesibilitas tenaga kerja dan lokasi pemasaran. Dampak yang ditimbulkan mencapai 27% yang terdiri dari dampak positif dan dampak negatif.
Luas Desa, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Per Km² Desa Punggul Tahun 2017
1. Luas Wilayah (Km²) 1,91 Km² 
2. Jumlah Penduduk (Jiwa) 7054 
3. Kepadatan Penduduk 3.693




GOOGLE MASTER TRAINER

 GMT TINGKAT 1 BATCH 6 GRUP 10


TWIBBONE GMT LEVEL 1 BATCH 6
DOKUMENTASI PENGIMBASAN GMT L1 B6 PSJ 2










SERTIFIKAT GMT LEVEL 1





SD NEGERI PUNGGUL 1

KEGIATAN PAWAI MEMPERINGATI HUT RI KE-77
SD NEGERI PUNGGUL 1












































 

BANGSAKU BERBHINEKA TUNGGAL IKA

 


Didefinisikan sebagai suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya. Biasanya, mereka melihatnya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama

 

No. Nama Suku - Asal Daerah

1. Suku Kubu - Sumatra (Jambi)

2. Suku Sakai - Sumatra

3. Suku Gayo - Sumatra

4. Suku Aceh - Sumatra

5. Suku Alas - Sumatra

6. Suku Devayan - Sumatra

7. Suku Haloban - Sumatra

8. Suku Kluet - Sumatra

9. Suku Lekon - Sumatra

10. Suku Pakpak - Sumatra

11. Suku Sigulai - Sumatra

12. Suku Singkil - Sumatra

13. Suku Tamiang - Sumatra

14. Suku Aneuk Jamee - Sumatra (Aceh)

15. Suku Batak - Sumatra

16. Suku Batak Angkola – Sumatra


17. Suku Batak Karo - Sumatra

18. Suku Batak Mandailing - Sumatra

19. Suku Batak Pakpak - Sumatra

20. Suku Batak Simalungun – Sumatra

21. Suku Batak Toba - Sumatra

22. Suku Nias - Sumatra

23. Suku Minangkabau - Sumatra

24. Suku Melayu - Sumatra

25. Suku Mentawai - Sumatra

26. Suku Laut - Sumatra

27. Suku Belitung - Sumatra

28. Suku Bangka – Sumatra


29. Suku Anak Dalam - Sumatra

30. Suku Kayu Agung - Sumatra

31. Suku Palembang - Sumatra

32. Suku Bengkulu - Sumatra

33. Suku Lampung - Sumatra

34. Suku Betawi - Jakarta

35. Suku Sunda - Pulau Jawa

36. Suku Jawa - Pulau Jawa

37. Suku Tionghoa - Pulau Jawa

38. Suku Baduy (badui) - Pulau Jawa

39. Suku Bawean - Pulau Jawa

40. Suku Tengger - Pulau Jawa

41. Suku Osing - Pulau Jawa

42. Suku Madura - Pulau Jawa

43. Suku Samin - Pulau Jawa

44. Suku Dayak – Kalimantan

45. Suku Banjar - Kalimantan

46. Suku Kutai - Kalimantan

47. Suku Berau - Kalimantan

48. Suku Paser - Kalimantan

49. Suku Bali - Bali

50. Suku Loloan - Bali

51. Suku Sasak - Nusa Tenggara Barat

52. Suku Bima - Nusa Tenggara Barat

53. Suku Sumbawa - Nusa Tenggara Barat

54. Suku Boti - Nusa Tenggara Timur

55. Suku Bunak - Nusa Tenggara Timur

56. Suku Manggarai - Nusa Tenggara Timur

57. Suku Sika - Nusa Tenggara Timur

58. Suku Sumba - Nusa Tenggara Timur

59. Suku Rote - Nusa Tenggara Timur

60. Suku Ngada - Nusa Tenggara Timur

61. Suku Flores - Nusa Tenggara Timur

62. Suku Ende - Nusa Tenggara Timur

63. Suku Gorontalo - Sulawesi Utara

64. Suku Kaidipang - Sulawesi Utara

65. Suku Minahasa - Sulawesi Utara

66. Suku Mongondow - Sulawesi Utara

67. Suku Sangir - Sulawesi Utara

68. Suku Bungku - Sulawesi Tengah

69. Suku Balesang - Sulawesi Tengah

70. Suku Balantak - Sulawesi Tengah

71. Suku Wakatobi - Sulawesi Tenggara

72. Suku Buton - Sulawesi

73. Suku Tolaki - Sulawesi

74. Suku Mandar - Sulawesi

75. Suku Luwu - Sulawesi

76. Suku Makassar - Sulawesi

77. Suku Bugis - Sulawesi

78. Suku Toraja - Sulawesi
79. Suku Bajo - Sulawesi

80. Suku Alune - Maluku

81. Suku Ambon – Maluku


82. Suku Aru - Maluku

83. Suku Buru - Maluku

84. Suku Fordata - Maluku

85. Suku Mamale - Maluku

86. Suku Nuaulu - Maluku

87. Suku Morotai - Maluku

88. Suku Halmahera - Maluku

89. Suku Wemale - Maluku

90. Suku Wai Apu - Maluku

91. Suku Ternate - Maluku

92. Suku Tidore - Maluku

93. Suku Seram - Maluku

94. Suku Sawai - Maluku

95. Suku Aero - Papua

96. Suku Asaro - Papua
97. Suku Kalam - Papua

98. Suku Huli - Papua

99. Suku Goroka - Papua

100. Suku Yali – Papua

101. Suku Korowai - Papua

102. Suku Dani - Papua

103. Suku Bauzi - Papua

104. Suku Amungme - Papua

105. Suku Asmat - Papua
106. Suku Muyu – Papua


 


 

ARTIKEL

 

BULLYING (PERUNDUNGAN)

Penulis : Ria Arummanah

 

Setiap orang atau beberapa orang mungkin pernah merasakan jadi korban bullying atau perundungan, apalagi jika dia termasuk salah satu minoritas, orang yang lemah, penakut, ataupun memiliki kekurangan, cacat fisik atau psikhisnya. Otomatis dia akan menjadi korban atau sasaran empuk untuk menjadi korban bullying atau perundungan.

Bullying (dalam kamus bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan”) yaitu merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang merasa lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Bullying merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan untuk menyakiti baik dalam bentuk verbal, non verbal, psikologis atau emosional serta bisa juga dalam bentuk fisik. Tindakan bullying ini bisa dilakukan oleh sekelompok orang maupun perorangan yang merasa lebih kuat secara fisik dan mental bila dibandingkan korban.

Bullying adalah perbuatan tidak baik yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada orang lainnya yang lebih lemah. Perbuatan tidak baik ini, yang dimaksud bisa berupa hal-hal yang menyakiti secara fisik, seperti memukul, mendorong, dan non fisik seperti mengejek, menghina, mengolok-olok atau mencaci.

Ada banyak faktor penyebab bullying pada anak, salah satunya datang dari faktor keluarga. Anak yang tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang kurang harmonis, yaitu orang tua yang terlalu emosional dan kurang mendapat perhatian orang tua terhadap anak dapat menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang yaitu salah satunya adalah bullying (perundungan).

Bullying adalah kasus yang bisa terjadi dimana saja, baik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat, bahkan di media online yang lebih dikenal dengan istilah “cyber bullying” atau perundungan di media social. Pada kehidupan saat ini, yang akan dibahas bullying sering ditemukan di lingkungan sekolah, dimana sekolah seharusnya menjadi tempat siswa untuk menimba ilmu dengan rasa Bahagia, aman, dan nyaman, namun terkadang anak merasa takut, cemas, dan gggelisah karena suatu keadaan. Bisa jadi ketakutan, kecemasan, dan ketidak nyamanannya dikarenakan adanya bullying (perundungan) entah secara verbal, non verbal, fisik atau psikhis yang melibatkan tekanan mental sehhingga menjadi depresi bahkan ada yeng memberi tekanan secara psikhhis bahkan juga secara fisik.

Korban bullying atau perundungan akan menerima dampak yang sangat luar biasa bagi psikhisnya terutama, dan bahkan mungkin bisa menyebabkan trauma dalam hidupnya. Korban bullying rentan mengalami masalah pada kesehatan fisik maupun mental, seperti: Mengalami masalah mental. Bahkan tindakan Bullying pada anak bisa memicu perasaan rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Dan ini merupakan dampak bullying yang paling berbahaya.

Perlakuan bullying tersebut bisa menimbulkan berbagai efek negatif bagi korban, antara lain: Gangguan mental, mulai dari sensitif, merasa minder, malu, rasa marah yang meluap-luap, depresi, rendah diri, cemas, kualitas tidur menurun, keinginan menyakiti diri sendiri, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri.

Dampak Bullying bagi lingkungan Sekolah, lingkungan sekolah akan mencekam, penuh rasa ketakutan, suasana mengerikan, tidak ada rasa aman, nyaman dan tidak ada iklim saling menghormati dan menghargai. Maka kesulitan belajar akan kerap dialami siswa, karena siswa merasa tidak aman. Siswa tidak menyukai sekolah. Siswa tidak nyaman Ketika ada di sekolah.

Bullying secara verbal dapat memberikan dampak buruk bagi korban dan sekaligus bagi pelakunya. Dampak bagi korban misalnya rasa kepercayaan dirinya menjadi rendah, tidak dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik dengan siswa lain, sensitif, mudah marah, dan cenderung menjadi pemurung.

Bullying secara verbal terjadi ketika pelaku melakukan intimidasi melalui kata-kata mereka kepada seorang yang menjadi korban bully. Intimidasi yang dilakukan seperti nama julukan buruk, celaan, hinaan, fitnah, teror, gosip, dan pernyataan-pernyataan yang masih harus diselidiki kebenarannya.

 

5 Jenis Bullying di Sekolah

1.    Penindasan fisik, biasanya penindasan fisik adalah salah satu jenis bullying yang paling mudah dikenali.

2.    Penindasan verbal. Jenis bullying ini tidak lebih baik dari penindasan fisik.

3.    Tindakan pengucilan.

4.    Penindasan dunia maya (cyber bullying).

5.    Penindasan seksual.

 

Perundungan sendiri dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori, yaitu:

  • Kontak fisik langsung. Contohnya ialah memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, menampar, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, memeras dan merusak barang yang dimiliki orang lain.  
  • Kontak verbal langsung. Misalnya mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs), mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.  
  • Perilaku nonverbal langsung. Termasuk melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam. Umumnya, jenis bullying ini disertai oleh kontak fisik atau verbal.  
  • Perilaku nonverbal tidak langsung. Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, serta mengirimkan surat kaleng.  
  • Cyber bullying. Kemajuan teknologi ternyata memiliki sisi negatifnya. Menyakiti orang lain dengan media elektronik seperti mengirim rekaman video intimidasi dan menuliskan komentar jahat di media sosial tergolong ke dalam perundungan di dunia maya. 
  • Pelecehan seksual. Terkadang, tindakan pelecehan dikategorikan sebagai perilaku agresi fisik atau verbal.

 

 Dampak kasus bullying bagi korbannya

Perilaku bully di atas bisa menimbulkan berbagai efek negatif bagi korban, antara lain:

  • Gangguan mental, mulai dari sensitif, rasa marah yang meluap-luap, depresi, rendah diri, cemas, kualitas tidur menurun, keinginan menyakiti diri sendiri, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri.
  • Menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Tidak semangat berangkat ke sekolah.
  • Prestasi belajar menurun.
  • Menarik diri dari lingkungan sosial sehingga tidak bisa berinteraksidan bersosialisasi dengan orang lain.
  • Menjadi perundung juga (bully-victim) atau melakukan balas dendam.

 

Korban bullying pun kerap merasa tidak aman, terutama saat berada di lingkungan yang memungkinkan terjadinya perundungan. Korban bullying rentan mengalami masalah pada kesehatan fisik maupun mental, seperti: Mengalami masalah mental. Bullying pada anak bisa memicu perasaan rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Kondisi ini juga menyebabkan Si Kecil memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri. Dampak di atas kemungkinan besar akan terbawa hingga mereka dewasa, dan akan menimbulkan rasa trauma.

Bukan cuma kesehatan psikologis, efek negatif bullying juga dapat terlihat dari keluhan fisik, contohnya sakit kepala, sakit perut, otot jadi tegang, palpitasi atau jantung berdetak kencang, nyeri kronis.

 

Jadi mulai sekarang STOP BULLYING ( PERUNDUNGAN ) DAN LINDUNGI HAK ASASI ORANG LAIN!!!

 

Koneksi Antar Materi Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

  Koneksi Antar Materi Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya   Sekolah Sebagai Ekosistem Ekosistem merupakan sebuah tata inter...