Minggu, 28 Agustus 2022
DESAKU
BANGSAKU BERBHINEKA TUNGGAL IKA
Didefinisikan
sebagai suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya
mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya. Biasanya, mereka melihatnya
berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama
No. Nama Suku - Asal
Daerah
1. Suku Kubu - Sumatra (Jambi)
2. Suku Sakai - Sumatra
3. Suku Gayo - Sumatra
4. Suku Aceh - Sumatra
5. Suku Alas - Sumatra
6. Suku Devayan - Sumatra
7. Suku Haloban - Sumatra
8. Suku Kluet - Sumatra
9. Suku Lekon - Sumatra
10. Suku Pakpak - Sumatra
11. Suku Sigulai - Sumatra
12. Suku Singkil - Sumatra
13. Suku Tamiang - Sumatra
14. Suku Aneuk Jamee - Sumatra (Aceh)
15. Suku Batak - Sumatra
16. Suku Batak Angkola – Sumatra
17. Suku Batak Karo - Sumatra
18. Suku Batak Mandailing - Sumatra
19. Suku Batak Pakpak - Sumatra
20. Suku Batak Simalungun – Sumatra
21. Suku Batak Toba - Sumatra
22. Suku Nias - Sumatra
23. Suku Minangkabau - Sumatra
24. Suku Melayu - Sumatra
25. Suku Mentawai - Sumatra
26. Suku Laut - Sumatra
27. Suku Belitung - Sumatra
28. Suku Bangka – Sumatra
29. Suku Anak Dalam - Sumatra
30. Suku Kayu Agung - Sumatra
31. Suku Palembang - Sumatra
32. Suku Bengkulu - Sumatra
33. Suku Lampung - Sumatra
34. Suku Betawi - Jakarta
35. Suku Sunda - Pulau Jawa
36. Suku Jawa - Pulau Jawa
37. Suku Tionghoa - Pulau Jawa
38. Suku Baduy (badui) - Pulau Jawa
39. Suku Bawean - Pulau Jawa
40. Suku Tengger - Pulau Jawa
41. Suku Osing - Pulau Jawa
42. Suku Madura - Pulau Jawa
43. Suku Samin - Pulau Jawa
44. Suku Dayak – Kalimantan
45. Suku Banjar - Kalimantan
46. Suku Kutai - Kalimantan
47. Suku Berau - Kalimantan
48. Suku Paser - Kalimantan
49. Suku Bali - Bali
50. Suku Loloan - Bali
51. Suku Sasak - Nusa Tenggara Barat
52. Suku Bima - Nusa Tenggara Barat
53. Suku Sumbawa - Nusa Tenggara Barat
54. Suku Boti - Nusa Tenggara Timur
55. Suku Bunak - Nusa Tenggara Timur
56. Suku Manggarai - Nusa Tenggara Timur
57. Suku Sika - Nusa Tenggara Timur
58. Suku Sumba - Nusa Tenggara Timur
59. Suku Rote - Nusa Tenggara Timur
60. Suku Ngada - Nusa Tenggara Timur
61. Suku Flores - Nusa Tenggara Timur
62. Suku Ende - Nusa Tenggara Timur
63. Suku Gorontalo - Sulawesi Utara
64. Suku Kaidipang - Sulawesi Utara
65. Suku Minahasa - Sulawesi Utara
66. Suku Mongondow - Sulawesi Utara
67. Suku Sangir - Sulawesi Utara
68. Suku Bungku - Sulawesi Tengah
69. Suku Balesang - Sulawesi Tengah
70. Suku Balantak - Sulawesi Tengah
71. Suku Wakatobi - Sulawesi Tenggara
72. Suku Buton - Sulawesi
73. Suku Tolaki - Sulawesi
74. Suku Mandar - Sulawesi
75. Suku Luwu - Sulawesi
76. Suku Makassar - Sulawesi
77. Suku Bugis - Sulawesi
78. Suku Toraja - Sulawesi
79. Suku Bajo - Sulawesi
80. Suku Alune - Maluku
81. Suku Ambon – Maluku
82. Suku Aru - Maluku
83. Suku Buru - Maluku
84. Suku Fordata - Maluku
85. Suku Mamale - Maluku
86. Suku Nuaulu - Maluku
87. Suku Morotai - Maluku
88. Suku Halmahera - Maluku
89. Suku Wemale - Maluku
90. Suku Wai Apu - Maluku
91. Suku Ternate - Maluku
92. Suku Tidore - Maluku
93. Suku Seram - Maluku
94. Suku Sawai - Maluku
95. Suku Aero - Papua
96. Suku Asaro - Papua
97. Suku Kalam - Papua
98. Suku Huli - Papua
99. Suku Goroka - Papua
100. Suku Yali – Papua
101. Suku Korowai - Papua
102. Suku Dani - Papua
103. Suku Bauzi - Papua
104. Suku Amungme - Papua
105. Suku Asmat - Papua
106. Suku Muyu – Papua
ARTIKEL
BULLYING (PERUNDUNGAN)
Penulis : Ria Arummanah
Setiap orang
atau beberapa orang mungkin pernah merasakan jadi korban bullying atau
perundungan, apalagi jika dia termasuk salah satu minoritas, orang yang lemah,
penakut, ataupun memiliki kekurangan, cacat fisik atau psikhisnya. Otomatis dia
akan menjadi korban atau sasaran empuk untuk menjadi korban bullying atau
perundungan.
Bullying (dalam kamus bahasa Indonesia dikenal
sebagai “penindasan”) yaitu merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan
yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang merasa
lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan
dilakukan secara terus menerus.
Bullying merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan untuk
menyakiti baik dalam bentuk verbal, non verbal, psikologis atau emosional serta
bisa juga dalam bentuk fisik. Tindakan bullying ini bisa
dilakukan oleh sekelompok orang maupun perorangan yang merasa lebih kuat secara
fisik dan mental bila dibandingkan korban.
Bullying adalah perbuatan tidak baik yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang kepada orang lainnya yang lebih lemah. Perbuatan tidak
baik ini, yang dimaksud bisa berupa hal-hal yang menyakiti secara fisik, seperti
memukul, mendorong, dan non fisik seperti mengejek, menghina, mengolok-olok
atau mencaci.
Ada banyak faktor penyebab bullying pada anak, salah
satunya datang dari faktor keluarga. Anak yang tumbuh dan berkembang di dalam
keluarga yang kurang harmonis, yaitu orang tua yang terlalu emosional dan
kurang mendapat perhatian orang tua terhadap anak dapat menyebabkan timbulnya
perilaku menyimpang yaitu salah satunya adalah bullying
(perundungan).
Bullying adalah kasus yang bisa terjadi dimana saja,
baik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat, bahkan di media online yang
lebih dikenal dengan istilah “cyber bullying” atau perundungan di
media social. Pada kehidupan saat ini, yang akan dibahas bullying sering
ditemukan di lingkungan sekolah, dimana sekolah seharusnya
menjadi tempat siswa untuk menimba ilmu dengan rasa Bahagia,
aman, dan nyaman, namun terkadang anak merasa takut, cemas, dan gggelisah
karena suatu keadaan. Bisa jadi ketakutan, kecemasan, dan ketidak nyamanannya
dikarenakan adanya bullying (perundungan) entah secara verbal, non
verbal, fisik atau psikhis yang melibatkan tekanan mental sehhingga menjadi
depresi bahkan ada yeng memberi tekanan secara psikhhis bahkan juga secara
fisik.
Korban bullying atau perundungan akan menerima dampak yang sangat luar biasa
bagi psikhisnya terutama, dan bahkan mungkin bisa menyebabkan trauma dalam
hidupnya. Korban bullying rentan
mengalami masalah pada kesehatan fisik maupun mental, seperti: Mengalami
masalah mental. Bahkan tindakan Bullying pada anak bisa memicu
perasaan rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Dan
ini merupakan dampak bullying yang paling berbahaya.
Perlakuan bullying tersebut
bisa menimbulkan berbagai efek negatif bagi korban, antara lain: Gangguan
mental, mulai dari sensitif, merasa minder, malu, rasa marah yang meluap-luap,
depresi, rendah diri, cemas, kualitas tidur menurun, keinginan menyakiti diri
sendiri, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri.
Dampak
Bullying bagi lingkungan Sekolah, lingkungan sekolah akan mencekam,
penuh rasa ketakutan, suasana mengerikan, tidak ada rasa aman, nyaman dan tidak
ada iklim saling menghormati dan menghargai. Maka kesulitan belajar akan kerap
dialami siswa, karena siswa merasa tidak aman. Siswa tidak menyukai sekolah.
Siswa tidak nyaman Ketika ada di sekolah.
Bullying
secara verbal dapat
memberikan dampak buruk bagi korban dan sekaligus bagi pelakunya. Dampak bagi
korban misalnya rasa kepercayaan dirinya menjadi rendah, tidak dapat berinteraksi
dan bersosialisasi dengan baik dengan siswa lain, sensitif, mudah marah, dan
cenderung menjadi pemurung.
Bullying
secara verbal terjadi
ketika pelaku melakukan intimidasi melalui kata-kata mereka kepada seorang yang
menjadi korban bully. Intimidasi yang dilakukan seperti nama
julukan buruk, celaan, hinaan, fitnah, teror, gosip, dan pernyataan-pernyataan
yang masih harus diselidiki kebenarannya.
5 Jenis Bullying di Sekolah
1.
Penindasan fisik, biasanya penindasan fisik adalah salah satu jenis bullying
yang paling mudah dikenali.
2.
Penindasan verbal. Jenis bullying ini tidak
lebih baik dari penindasan fisik.
3.
Tindakan pengucilan.
4.
Penindasan dunia maya (cyber bullying).
5.
Penindasan seksual.
Perundungan sendiri dapat dikelompokkan ke
dalam 6 kategori, yaitu:
- Kontak fisik langsung. Contohnya ialah memukul, mendorong, menggigit, menjambak,
menendang, menampar, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar,
memeras dan merusak barang yang dimiliki orang lain.
- Kontak verbal langsung. Misalnya mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu,
memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs),
mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.
- Perilaku nonverbal
langsung. Termasuk melihat dengan
sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan,
mengejek, atau mengancam. Umumnya, jenis bullying ini
disertai oleh kontak fisik atau verbal.
- Perilaku nonverbal tidak
langsung. Tindakan mendiamkan
seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja
mengucilkan atau mengabaikan, serta mengirimkan surat kaleng.
- Cyber bullying. Kemajuan teknologi ternyata memiliki sisi negatifnya.
Menyakiti orang lain dengan media elektronik seperti mengirim rekaman
video intimidasi dan menuliskan komentar jahat di media sosial tergolong
ke dalam perundungan di dunia maya.
- Pelecehan seksual. Terkadang, tindakan pelecehan dikategorikan sebagai
perilaku agresi fisik atau verbal.
Dampak kasus bullying bagi
korbannya
Perilaku bully di atas bisa
menimbulkan berbagai efek negatif bagi korban, antara lain:
- Gangguan mental, mulai
dari sensitif, rasa marah yang meluap-luap, depresi, rendah diri, cemas,
kualitas tidur menurun, keinginan menyakiti diri sendiri, atau bahkan
keinginan untuk bunuh diri.
- Menggunakan obat-obatan
terlarang.
- Tidak semangat berangkat
ke sekolah.
- Prestasi belajar menurun.
- Menarik diri dari
lingkungan sosial sehingga tidak bisa berinteraksidan bersosialisasi
dengan orang lain.
- Menjadi perundung juga (bully-victim)
atau melakukan balas dendam.
Korban bullying pun kerap
merasa tidak aman, terutama saat berada di lingkungan yang memungkinkan
terjadinya perundungan. Korban bullying rentan
mengalami masalah pada kesehatan fisik maupun mental, seperti: Mengalami
masalah mental. Bullying pada anak bisa memicu perasaan rendah
diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Kondisi ini juga
menyebabkan Si Kecil memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri. Dampak
di atas kemungkinan besar akan terbawa hingga mereka dewasa, dan akan
menimbulkan rasa trauma.
Bukan cuma kesehatan psikologis, efek
negatif bullying juga dapat terlihat dari keluhan fisik,
contohnya sakit kepala, sakit perut, otot jadi tegang, palpitasi atau jantung
berdetak kencang, nyeri kronis.
Jadi mulai sekarang STOP BULLYING ( PERUNDUNGAN ) DAN
LINDUNGI HAK ASASI ORANG LAIN!!!
Koneksi Antar Materi Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Koneksi Antar Materi Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Sekolah Sebagai Ekosistem Ekosistem merupakan sebuah tata inter...
-
CATATAN CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 7_SIDOARJO Koneksi Antarmateri - Modul 3.1 KETRAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Perkenalkan nama saya R...