Minggu, 28 Agustus 2022

ARTIKEL

 

BULLYING (PERUNDUNGAN)

Penulis : Ria Arummanah

 

Setiap orang atau beberapa orang mungkin pernah merasakan jadi korban bullying atau perundungan, apalagi jika dia termasuk salah satu minoritas, orang yang lemah, penakut, ataupun memiliki kekurangan, cacat fisik atau psikhisnya. Otomatis dia akan menjadi korban atau sasaran empuk untuk menjadi korban bullying atau perundungan.

Bullying (dalam kamus bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan”) yaitu merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang merasa lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Bullying merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan untuk menyakiti baik dalam bentuk verbal, non verbal, psikologis atau emosional serta bisa juga dalam bentuk fisik. Tindakan bullying ini bisa dilakukan oleh sekelompok orang maupun perorangan yang merasa lebih kuat secara fisik dan mental bila dibandingkan korban.

Bullying adalah perbuatan tidak baik yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada orang lainnya yang lebih lemah. Perbuatan tidak baik ini, yang dimaksud bisa berupa hal-hal yang menyakiti secara fisik, seperti memukul, mendorong, dan non fisik seperti mengejek, menghina, mengolok-olok atau mencaci.

Ada banyak faktor penyebab bullying pada anak, salah satunya datang dari faktor keluarga. Anak yang tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang kurang harmonis, yaitu orang tua yang terlalu emosional dan kurang mendapat perhatian orang tua terhadap anak dapat menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang yaitu salah satunya adalah bullying (perundungan).

Bullying adalah kasus yang bisa terjadi dimana saja, baik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat, bahkan di media online yang lebih dikenal dengan istilah “cyber bullying” atau perundungan di media social. Pada kehidupan saat ini, yang akan dibahas bullying sering ditemukan di lingkungan sekolah, dimana sekolah seharusnya menjadi tempat siswa untuk menimba ilmu dengan rasa Bahagia, aman, dan nyaman, namun terkadang anak merasa takut, cemas, dan gggelisah karena suatu keadaan. Bisa jadi ketakutan, kecemasan, dan ketidak nyamanannya dikarenakan adanya bullying (perundungan) entah secara verbal, non verbal, fisik atau psikhis yang melibatkan tekanan mental sehhingga menjadi depresi bahkan ada yeng memberi tekanan secara psikhhis bahkan juga secara fisik.

Korban bullying atau perundungan akan menerima dampak yang sangat luar biasa bagi psikhisnya terutama, dan bahkan mungkin bisa menyebabkan trauma dalam hidupnya. Korban bullying rentan mengalami masalah pada kesehatan fisik maupun mental, seperti: Mengalami masalah mental. Bahkan tindakan Bullying pada anak bisa memicu perasaan rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Dan ini merupakan dampak bullying yang paling berbahaya.

Perlakuan bullying tersebut bisa menimbulkan berbagai efek negatif bagi korban, antara lain: Gangguan mental, mulai dari sensitif, merasa minder, malu, rasa marah yang meluap-luap, depresi, rendah diri, cemas, kualitas tidur menurun, keinginan menyakiti diri sendiri, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri.

Dampak Bullying bagi lingkungan Sekolah, lingkungan sekolah akan mencekam, penuh rasa ketakutan, suasana mengerikan, tidak ada rasa aman, nyaman dan tidak ada iklim saling menghormati dan menghargai. Maka kesulitan belajar akan kerap dialami siswa, karena siswa merasa tidak aman. Siswa tidak menyukai sekolah. Siswa tidak nyaman Ketika ada di sekolah.

Bullying secara verbal dapat memberikan dampak buruk bagi korban dan sekaligus bagi pelakunya. Dampak bagi korban misalnya rasa kepercayaan dirinya menjadi rendah, tidak dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik dengan siswa lain, sensitif, mudah marah, dan cenderung menjadi pemurung.

Bullying secara verbal terjadi ketika pelaku melakukan intimidasi melalui kata-kata mereka kepada seorang yang menjadi korban bully. Intimidasi yang dilakukan seperti nama julukan buruk, celaan, hinaan, fitnah, teror, gosip, dan pernyataan-pernyataan yang masih harus diselidiki kebenarannya.

 

5 Jenis Bullying di Sekolah

1.    Penindasan fisik, biasanya penindasan fisik adalah salah satu jenis bullying yang paling mudah dikenali.

2.    Penindasan verbal. Jenis bullying ini tidak lebih baik dari penindasan fisik.

3.    Tindakan pengucilan.

4.    Penindasan dunia maya (cyber bullying).

5.    Penindasan seksual.

 

Perundungan sendiri dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori, yaitu:

  • Kontak fisik langsung. Contohnya ialah memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, menampar, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, memeras dan merusak barang yang dimiliki orang lain.  
  • Kontak verbal langsung. Misalnya mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs), mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.  
  • Perilaku nonverbal langsung. Termasuk melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam. Umumnya, jenis bullying ini disertai oleh kontak fisik atau verbal.  
  • Perilaku nonverbal tidak langsung. Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, serta mengirimkan surat kaleng.  
  • Cyber bullying. Kemajuan teknologi ternyata memiliki sisi negatifnya. Menyakiti orang lain dengan media elektronik seperti mengirim rekaman video intimidasi dan menuliskan komentar jahat di media sosial tergolong ke dalam perundungan di dunia maya. 
  • Pelecehan seksual. Terkadang, tindakan pelecehan dikategorikan sebagai perilaku agresi fisik atau verbal.

 

 Dampak kasus bullying bagi korbannya

Perilaku bully di atas bisa menimbulkan berbagai efek negatif bagi korban, antara lain:

  • Gangguan mental, mulai dari sensitif, rasa marah yang meluap-luap, depresi, rendah diri, cemas, kualitas tidur menurun, keinginan menyakiti diri sendiri, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri.
  • Menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Tidak semangat berangkat ke sekolah.
  • Prestasi belajar menurun.
  • Menarik diri dari lingkungan sosial sehingga tidak bisa berinteraksidan bersosialisasi dengan orang lain.
  • Menjadi perundung juga (bully-victim) atau melakukan balas dendam.

 

Korban bullying pun kerap merasa tidak aman, terutama saat berada di lingkungan yang memungkinkan terjadinya perundungan. Korban bullying rentan mengalami masalah pada kesehatan fisik maupun mental, seperti: Mengalami masalah mental. Bullying pada anak bisa memicu perasaan rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Kondisi ini juga menyebabkan Si Kecil memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri. Dampak di atas kemungkinan besar akan terbawa hingga mereka dewasa, dan akan menimbulkan rasa trauma.

Bukan cuma kesehatan psikologis, efek negatif bullying juga dapat terlihat dari keluhan fisik, contohnya sakit kepala, sakit perut, otot jadi tegang, palpitasi atau jantung berdetak kencang, nyeri kronis.

 

Jadi mulai sekarang STOP BULLYING ( PERUNDUNGAN ) DAN LINDUNGI HAK ASASI ORANG LAIN!!!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

  Koneksi Antar Materi Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya   Sekolah Sebagai Ekosistem Ekosistem merupakan sebuah tata inter...